Aku
baru sadar, bahwa kau pernah menitipkan kepingan hati itu padaku. Namun semua
telah terlambat. Kau telah pergi dengan luka yang masih basah oleh tetesan air
mata.
Aku mencoba berlari, namun bayanganmu telah menghilang. Kucari di setiap sudut, namun hanya ada senyuman yang tersisa. Terlihat getir, sering dengan angin yang bertiup kencang. Menerbangkan puisi-puisi tentangmu, tentang hari-hari kita yang sudah terlewat kemarin.
Andai hari-hari bisa diputar ulang, mungkin tak ada kekecewaan, tak ada air mata, kita bisa merajut pelangi dengan warna-warna yang bisa kita pilih sendiri.
Namun semua tinggal kenangan dan mimpi yang tersisa.
Andai masih bisa berubah kenangan menjadi sebuah asa, akan kuajak kau terbang untuk memetik bintang-bintang di langit biru, sebiru hatimu...
Aku mencoba berlari, namun bayanganmu telah menghilang. Kucari di setiap sudut, namun hanya ada senyuman yang tersisa. Terlihat getir, sering dengan angin yang bertiup kencang. Menerbangkan puisi-puisi tentangmu, tentang hari-hari kita yang sudah terlewat kemarin.
Andai hari-hari bisa diputar ulang, mungkin tak ada kekecewaan, tak ada air mata, kita bisa merajut pelangi dengan warna-warna yang bisa kita pilih sendiri.
Namun semua tinggal kenangan dan mimpi yang tersisa.
Andai masih bisa berubah kenangan menjadi sebuah asa, akan kuajak kau terbang untuk memetik bintang-bintang di langit biru, sebiru hatimu...
0 komentar:
Posting Komentar